Gallery

Senin, 16 September 2019

PENDETEKSI KEBAKARAN DAN KEBOCORAN GAS

BAB 1 PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang


Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Salah satu kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat pada masa sekarang ini adalah pada bidang elektronika dan salah satu nya berupa rancang bangun sistem pengaman. Berlatar belakang pada maraknya kejadian kebakaran yang disebabkan oleh banyak faktor, dan yang sering  terjadi karena kebocoran gas yang sewaktu-waktu bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kebakaran yang justru akan membahayakan manusia. Maka didapat sebuah gagasan untuk membuat suatu rancang bangun sistem pengaman kebakaran dan kebocoran gas. Kebakaran merupakan suatu kelalaian atau kesalahan yang di akibatkan oleh manusia, yang di sebabkan oleh beberapa faktor kesalahan misalnya, akibat puntung rokok, akibat gas elpiji, akibat short pada rangkaian listrik yang menimbulkan bunga api dan merambat ke bahan lainnya dan lain- lainnya.
Semua hal diatas merupakan faktor utama yang mengakibatkan kejadian kebakaran dan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Maka untuk mencegah kebakaran dan semua kerugian yang diakibatkan, penulis mendapat ide untuk membuat deteksi kebakaran dan kebocoran gas otomatis berbasis suara dan pesan berupa peringatan. Pada saat kebakaran terjadi maka secara otomatis sensor gas MQ-6 dan sensor api (Flame Sensor) akan aktif dan arduino akan menyalakan buzzer sebagai alarm serta akan  megirim peringatan berupa peringatan pesan informasi pada LCD bahwa terjadi kebakaran atau kebocoran gas apabila salah satu sensor aktif maupun pada saat kedua sensor aktif. Dan setelah sensor tersebut tidak aktif maka secara otomatis semua outputnya akan berhenti bekerja yang menandakan bahwa kebakaran sudah dapat teratasi. Dengan adanya deteksi kebakaran dan kebocoran gas otomatis ini, diharapkan

dapat mencegah dan menghentikan bencana kebakaran yang disebabkan oleh adanya kebocoran gas. Berdasarkan latar belakang maka penulis merancang Laporan Tugas Besar ini dengan judul “Pedeteksi Kebakaran dan Kebocoran gas Berbasis Arduino ”.

1.2       Rumusan Masalah


1.         Bagaimana   cara    merancang    dan   membuat    alat   pendeteksi kebakaran dan kebocoran gas menggunakan sensor gas MQ-6 dan sensor api (Flame Sensor) ?
2.         Bagaimana prinsip kerja dari sensor MQ-6 dan Flame Sensor untuk mendeteksi terjadinya kebakaran dan kebocoran gas ?

              1.3     Tujuan


Adapun tujuan dari pembuatan proposal Laporan Akhir ini adalah :

1.  Untuk mengetahui cara Merancang dan membuat alat pendeteksi kebakaran dan kebocoran gas dengan menggunakan sensor gas MQ-6 dan sensor api Flame (Flame Detector) dengan pesan atau tampilan pada LCD sebagai peringatan.
2.  Mengetahui prinsip kerja dari sensor gas MQ-6 dan sensor api (Flame Sensor).

1.4      Manfaat


Manfaat yang didapat dari laporan ini adalah:

1.          Prototype ini dapat diaplikasikan untuk medeteksi terjadinya kebakaran dan kebocoran gas
2.          Dapat memudahkan pekerjaan manusia dalam mengetahui terjadinya kebakaran dan kebocoran gas .
3.          Meminimalisir terjadinya suatu kebakaran besar yang diakibatkan oleh kebocoran gas.

BAB 2 PEMBAHASAN


2.1          Alat dan Bahan


1.         Sensor MQ-6

Sensor MQ-6 adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas MQ-6 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya. Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke. Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain.


                                                                            Gambar 1 Sensor MQ-6

a.               Karakteristik

Sensor MQ-6 tersusun oleh senyawa SnO2, dengan sifat daya konduksi rendah pada udara yang bersih, atau sifat penghantar yang tidak baik. Sifat daya konduksi semakin naik jika konsentrasi gas semakin tinggi di sekitar sensor gas.
b.              Spesifikasi:

1)   Kondisi Standar Bekerja

·       Tegangan Sirkuit(Vc) : 5V ± 0.1 AC atau DC

·       Tegangan Pemanasan(Vh) : 5V ± 0.1 AC atau DC

·       Resistansi Load(PL) : 20kΩ

·       Konsumsi Pemanasan(Ph) : kurang dari 750mw

2)   Kondisi Lingkungan

·      Suhu Penggunaan : -10℃ hingga 50℃

·      Suhu Penyimpanan : -20℃ hingga 70℃

·      Kelembapan Terkait : Kurang dari 95% Rh

·      Konsentrasi Oksigen : 21%(Kondisi Standar) konsentrasi oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas
3)   Karakteristik Sensitivitas

·      Resistansi Pengindraan(Rs) : 10KΩ- 60KΩ (1000ppm LPG )

·      Kondisi Standar Deteksi : Temp: 20℃±2℃ Vc:5V±0.1 Humidity: 65%±5% Vh: 5V±0.1
·      Jangkauan Deteksi : 200-10000ppm LPG , iso- butane,propane,LNG
·      Keluaran : analog (perubahan tegangan).

Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai
10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari 20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V .
c.               Prinsip Kerja

Sensor Asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda

yang terbuat dari aurum dimana ada elemen pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika gas dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-6 akan menghasilkan tegangan analog. Sensor MQ-6 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply (Vcc) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan heater dan sensor, Vss (Ground), dan pin keluaran dari sensor tersebut.
2.       Sensor Api (Flame sensor)

Sensor Api adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api, tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame). Flame sensor memilki respons yang sangat cepat, perangkat ini dapat mendeteksi percikan pada jarak hingga 8m dalam rangkaian uji coba yang kami lakukan dan menghasilkan respon yang baik.


                                                                                 Gambar 2 Flame Sensor


a.                   Karakteristik

1.         Tegangan operasi antara 3,3-5 Vdc.

2.         Terdapat 2 output yaitu digital output dan analog output yang berupa tegangan.
3.         Sudah terpackage dalam bentuk modul.

4.         Terdapat potensiometer sebagai pengatur sensitive sensor dalam

mesensing.
b.                  Spesifikasi

1.         Flame sensor ini sangat sensitive terhadap infrared yang panjang gelombang cahaya nya 760 – 1100 nm.
2.        Analog output (A0): Real-time sinyal tegangan output pada tahan panas. Dengan pin Analog Output ini kita bisa memperkirakan letak api karena pembacaan sensor ini yaitu 60 derajat. Dengan memasang sensor secara parallel, kita bisa memperkirakan kira – kira posisi ap dimana, meskipun tidak terlalu akurat.
3.        Digital output (D0) : jika suhu mencapai batas tertentu, output akan tinggi dan rendah pada ambang sinyal disesuaikan melalui potensiometer. Dengan pin Digital Output kita hanya bisa tahu ada api atau tidak namun kita tidak bisa mengetahui letak api.
4.        Tegangan input untuk pin Analog adalah 5V dan jika menggunakan pin digital bisa menggunakan tegangan 3.3V.
c.               Prinsip Kerja

Cara     kerja     sensor      ini      yaitu     dengan mengidentifikasi   atau mendeteksi nyala api dengan menggunakan metode optik.  Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Yang dimana memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu.

3.       Arduino Nano
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak

menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.

                                                          
   Gambar 3 Arduino Nano Depan

a.               Spesifikasi Arduino Nano

Berikut spesifikasi teknis dari Arduino Nano


Mikrokontroler

Atmel ATmega168 atau ATmega328

Tegangan Operasi

5V

Input Voltage (disarankan)

7-12V

Input Voltage (limit)

6-20V


Pin Digital I/O

14 (6 pin digunakan sebagai output PWM)

Pins Input Analog

8

Arus DC per pin I/O

40 mA

Flash Memory

16KB (ATmega168) atau 32KB (ATmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader

SRAM

1 KB (ATmega168) atau 2 KB (ATmega328)

EEPROM

512 byte (ATmega168) atau 1KB (ATmega328)

Clock Speed

16 MHz

Ukuran

1.85cm x 4.3cm

a.               Sumber Daya

Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6- 20 Volt yang dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau  melalui catu daya eksternal dengan tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan secara otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI FT232L pada Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB, ketika Arduino Nano diberikan

daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak aktif dan pin 3.3V pun tidak tersedia (tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan LED TX dan RX pun berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi HIGH.
b.              Pemetaan pin

Dibawah ini pemetaan pin ATmega328 pada Arduino Nano


                         Gambar 5 Pemetaan pin ATmega328


Nomor Pin

Nama Pin

Nomor Pin

ATmega328

Arduino Nano

1

PD3 (PCINT19/OCB2B/INT1)

6

Digital Pin 3 (PWM)

2

PD4 (PCINT20/XCK/T0)

7

Digital Pin 4

3

GND

4 & 29

GND

4

VCC

27

VCC

5

GND

4 & 29

GND

6

VCC

27

VCC


7

PB6 (PCINT6/XTAL1/TOASC1)

-

-

8

PB7 (PCINT7/XTAL2/TOASC2)

-

-

9

PD5 (PCINT21/OC0B/T1)

8

Digital Pin 5 (PWM)

10

PD6 (PCINT22/OC0A/AIN0)

9

Digital Pin 6 (PWM)

11

PD7 (PCINT23/AIN1)

10

Digital Pin 7

12

PB0 (PCINT0/CLK0/ICP1)

11

Digital Pin 8

13

PB1 (PCINT1/OC1A)

13

Digital Pin 9 (PWM)

14

PB2 (PCINT2/SS/OC1B)

13

Digital Pin 10 (PWM - SS)

15

PB3 (PCINT3/OC2A/MOSI)

14

Digital Pin 11 (PWM - MOSI)

16

PB4 (PCINT4/MISO)

15

Digital Pin 12 (MISO)

17

PB5 (PCINT5/SCK)

16

Digital Pin 13 (SCK)

18

AVCC

27

VCC


19

ADC6

25

Analog Input 6

20

AREF

18

AREF

21

GND

4 & 29

GND

22

ADC7

26

Analog Input 7

23

PC0 (PCINT8/ADC0)

19

Analog Input 0

24

PC1 (PCINT9/ADC1)

20

Analog Input 1

25

PC2 (PCINT10/ADC2)

21

Analog Input 2

26

PC3 (PCINT11/ADC3)

22

Analog Input 3

27

PC4 (PCINT12/ADC4/SDA)

24

Analog Input 4 (SDA)

28

PC5 (PCINT13/ADC5/SCL)

25

Analog Input 5 (SCL)

29

PC6 (PCINT14/RESET)

28 & 3

RESET

30

PD0 (PCINT16/RXD)

2

Digital Pin 0 (RX)

31

PD1 (PCINT17/TXD)

1

Digital Pin 1 (TX)

32

PD2 (PCINT18/INT0)

5

Digital Pin 2




              Gambar 6 Pin Layout Arduino Nano

c.               Memory
ATmega168 memiliki 16 KB flash memory untuk menyimpan kode (2 KB digunakan untuk bootloader); Sedangkan ATmega328 memiliki flash memory sebesar 32 KB, (juga dengan 2 KB digunakan untuk bootloader). ATmega168 memiliki 1 KB memory pada SRAM dan 512 byte  pada EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM); Sedangkan ATmega328 memiliki 2 KB memory pada SRAM dan 1 KB pada EEPROM
d.              Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Nano dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 KOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus, yaitu:
·      Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip FTDI USB-to-TTL Serial

·      External Interrupt (Interupsi Eksternal): Pin 2 dan pin 3 ini dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai
·      PWM : Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi analogWrite(). Jika pada jenis papan berukuran lebih besar (misal: Arduino Uno), pin PWM ini diberi simbol tilde atau “~” sedangkan pada Arduino Nano diberi tanda titik atau strip
·      SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI. Sebenarnya komunikasi SPI ini tersedia pada hardware, tapi untuk saat belum didukung dalam bahasa Arduino.
·      LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano. LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED menyala, dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam.
Arduino Nano memiliki 8 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai dengan A7, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference(). Pin Analog 6 dan 7 tidak dapat digunakan sebagai pin digital. Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:
·      2C : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL). Yang mendukung komunikasi I2C (TWI) menggunakan perpustakaan Wire. Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Nano, yaitu:
·      AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference().
·      RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang) mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama 

2.2     Wiring Program

        Gambar 7 Wiring Program

Ø  Listing Program

#include <LiquidCrystal_I2C.h> LiquidCrystal_I2C lcd (0x27, 16, 2); int buzzer = 2;
intmerah = 4;
intkuning = 8;
inthijau = 12;
intflame_sensor = 3; intflame_detected; intgas_sensor = 5; intgas_detected;

void setup()
{
lcd.begin(); Serial.begin(9600); pinMode(buzzer, OUTPUT); pinMode(merah, OUTPUT); pinMode(kuning, OUTPUT); pinMode(hijau, OUTPUT);
pinMode(flame_sensor, INPUT); pinMode(gas_sensor, INPUT);
}
void loop()
{
flame_detected = digitalRead(flame_sensor); gas_detected = digitalRead(gas_sensor);
if ((flame_detected == 0)&&(gas_detected == 0))
{
lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("BAHAYA!"); lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("ADA API DAN GAS!");
digitalWrite(buzzer, HIGH); digitalWrite(merah, HIGH); delay(100); digitalWrite(merah, LOW); digitalWrite(buzzer, LOW); delay(100);
}
else if ((flame_detected == 0)&&(gas_detected == 1)||(flame_detected == 1)&&(gas_detected == 0))
{
if ((flame_detected == 0)&&(gas_detected == 1))
{
lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("BAHAYA!"); lcd.setCursor(0,1); lcd.print("ADA API!");
}
else
{
lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("BAHAYA!"); lcd.setCursor(0,1); lcd.print("ADA GAS!");
}
digitalWrite(buzzer, HIGH); digitalWrite(kuning, HIGH); delay(200); digitalWrite(buzzer, LOW); digitalWrite(kuning, LOW); delay(200);
}
else
{
digitalWrite(hijau, HIGH); delay(200); digitalWrite(hijau,LOW); lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("KONDISI AMAN!");
}

}

0 komentar:

Posting Komentar